A.
PENGERTIAN MATEMATIKA
Hudoyo
mengemukakan bahwa matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara
berfikir, Karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan
sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan Ilmu Pengetahuan Teknologi (IPTEK)
sehingga matematika perlu dibekalkan kepada setiap peserta didik sejak Sekolah
Dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi (PT).
Johnson
dan Rising (Suherman, 2001: 19) bahwa matematika adalah pola berfikir, pola
mengorganisasikan, dan membutuhkan pembuktian yang logik.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur
operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenain bilangan.
Soedjadi
(2000: 11) mengemukakan beberapa defenisi tentang matematika, yaitu:
a.
Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara
sistematik.
b.
Matematika adalah pengetahuan tentang
bilangan dan kalkulasi.
c.
Matematika adalah pengetahuan tentang
penalaran logic dan berhubungan dengan bilangan.
d. Matematika
adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang
dan bentuk.
e. Matematika
adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik.
f. Matematika
adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.
Matematika
(Hamzah, 2014: 48), berasal dari dari akar kata mathema artinya pengetahuan, mathanein
artinya berpikir atau belajar.
Ismail dkk (Hamzah,
2014: 48), menyatakan bahwa hakikat matematika adalah ilmu yang membahas
angka-angka dan perhitungannya, membahas masalah-masalah numerik, mengenai
kuantitas dan besaran, mempelajari hubungan pola, bentuk dan struktur, sarana
berpikir, kumpulan sistem, struktur dan alat.
Suherman mengemukakan
bahwa “matematika adalah pola berfikir, pola mengorganisasikan, dan membutuhkan
pembuktian yang logik”
B.
PENGERTIAN BELAJAR
Hamlik
jihad (2008: 2) menyajikan dua defenisi umum tentang belajar, yaitu:
a.
Belajar adalah modifikasin atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the
modification or strengthening of behavior through experiencing)
b.
Belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.
Menurut
Fontana (1981), belajar adalah suatu proses perubahan yang relative tetap dari
prilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Tahun 1985 Gagne menyatakan
belajar adalah suatu dalam kemampuan bertahan lama dan bukan bukan berasal dari
proses pertumbuhan. Bower dan Hilgard menyatakan bahwa belajar adalah mengacu
pada perubahan prilaku atau potensi individual sebagai hasil dari pengalaman
dan perubahan tersebut tisebabkan oleh insting ( the basis of the subject’s native resvonse tendencies ),
kematangan ( maturation ) atau
kelelahan (fatique), dan kebiasaan
(habits)
Gagne menyatakan “belajar dapat didefinisikan sebagai suatu
proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”.
Sudjana memberikan pengertian bahwa
“Belajar adalah proses aktif, belajar adalah perubahan tingkah laku terhadap
semua situasi yang ada disekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan
kepada tujuan yang melalui berbagai pengalaman seperti proses melihat,
mengamati, dan memahami sesuatu ”.
Slameto mengemukakan
bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secra keseluruhan, sebagai hasil
pengalamnnya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Belajar adalah suatu
intraksi mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungannya yang akan menghasilkan perubahan pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan sikap (Winkel, 2007: 56).
Hilgard mengungkapkan
bahwa “belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur
latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan ilmiah”.
Piaget menyatakan bahwa “belajar
adalah proses interaksi
anak didik dengan lingkungan yang selalu mengalami perubahan dan dilakukan secara terus menerus”.
C. PENGERTIAN
BELAJAR MATEMATIKA
James matematika adalah
ilmu tentang logika mengenai bentuk,
susunan, besaran, dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dalam
jumlah yang banyaknya terbagi kedalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan
geometri.
Johnson dan Myklebust menyatakan bahwa
matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan
hubungan-hubngan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya untuk
memudahkan dalam berfikir.
Secara etimologis, suherman (2000:18)
mengemukakan bahwa matematika berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan
bernalar.Matematika sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan
ide, proses dan penalaran. Konsep-konsep matematika yang telah terbentuk itu
dapat dipahami orang lain dan dapat dengan mudah dimanipulasi secara secara
tepat. Maka digunakan notasi dan istilah yang cermat yang disepakati bersama
secara tepat.Maka digunakan notasi dan istilah yang cermat yang disepakati
bersama secara universal yang dikenal dengan bahasa matematika.
Suherman
(2003: 55), “Belajar matematika bagi siswa adalah pembentukan pola pikir dalam
pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan diantara
pengertian-pengertian itu”.
Jerome Bruner belajar
matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur matematika yang
terdapat didalam materiyang dipelajari serta mencari hubungan-hubungannya
antara konsep-konsep dan struktur-stuktur suatun materi untuk menjadikan materi
itu dipahami secara lebih konprehensif.
Hal ini sejalan dengan
pendapat Hudoyo yang menyatakan bahwa hakekat belajar matematika itu berkenaan
dengan ide-ide dan struktur-struktur dimana
hubungan-hubungannya diatur menurut aturan logis. Ide-ide dan struktur-struktur
dalam matematika ini merupakan konsep-konsep abstrak yang tersusun secara
hierarki dan penalarannya deduktif.
D.
PENGERTIAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
Benjamin S.Bloom tiga ranah(domain)
hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut A.J.
Romizowski, hasil belajar merupakan keluaran (output) dari suatu system
pemrosesan masukan (input). Menurut Juliah hasil belajar adalah segala sesuatu
yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang
dilakukannya. Menurut Hamalik hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,
nilai-nilai, pengertian dan sikap-sikap serta apersepsi dan abilitas.
Hasil
belajar dinyatakan oleh Abdurahman adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar.Hasil belajar matematika adalah tingkat keberhasilan
siswa dalam menguasai bahan pelajaran matematika yang dapat dicapai oleh
seseorang setelah melakukan suatu usaha tetentu, dalam kaitannya dengan belajar
matematika, berarti hasil tersebut menunjukkan tingkatan yang dapat dicapai
oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar matematika dalam interval waktu
tertentu.
Abdurahman berpendapat bahwa hasil belajar adalah
kaemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.Dalam kegiatan
pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan
belajar.Siswa yang berhasil dalam belajar adalah berhasil mencapai tujuan
instruksional.
Hudoyo (Herman 1990 : 139)
memberikan batasan bahwa :
“Hasil belajar adalah proses berpikir untuk menyusun
hubungan-hubungan antara bagian-bagian informasi yang telah diperoleh sebagai
pengertian-pengertian. Karena itu orang menjadi memahami dan menguasai
hubungan-hubungan tersebut sehingga orang itu dapat menampilkan pemahaman
dan penguasaan bahan pelajaran yang dipelajari”.
Pendapat lain dikemukakan Sudjana
(1997 : 10) yaitu hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Sementara itu Sudjana membagi tiga
macam hasil belajar yaitu :
a. Keterampilan
dan kebiasaan
b.
Pengetahuan dan pengertian
c.
Sikap dan cita-cita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar